Jurnal Ilmu Kelautan, FMIPA, Universitas Sriwijaya, ISSN: 2087-0558

Jumat, 03 Februari 2012

ANALISIS MUTU IKAN TUNA SELAMA LEPAS TANGKAP

Indah Widiastuti a dan Sumpeno Putro b
a Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FAPERTA Universitas Sriwijaya Indralaya
b Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan-DKP


ABSTRAK
            Indonesia adalah salah satu eksportir tuna terkemuka di dunia. Total volume ekspor ikan tuna pada tahun 2004 adalah 94.221 ton senilai US $ 243.937 juta Namun, ekspor tuna segar telah terhambat oleh beberapa masalah kualitas, khususnya yang tinggi kandungan histamin dan logam berat. FDA (Food and Drug Administration) melaporkan bahwa selama periode tahun 2001-2005, ada 350 kasus penolakan tuna di AS karena masalah tersebut di atas. Demikian juga, dalam beberapa tahun terakhir, ekspor tuna dari Indonesia ke negara-negara anggota Uni Eropa telah mengalami RASFF (Rapid Alert System for Food and Feed) dan suspensi ekspor oleh Komisi Eropa. Jelas karena itu, bahwa upaya untuk meningkatkan penanganan pasca panen sangat penting. Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat dan Pusat Penelitian Kelautan dan Perikanan Untuk Pengolahan Produk dan Bioteknologi, Jakarta. Baru menangkap ikan tuna yang dibongkar dan diangkut ke Jakarta dengan icing yang tepat. Kualitas perubahan dimonitor, termasuk suhu inti dari ikan, pH, K-nilai (inosine, hipoxantine, IMP, AMP, ADP, ATP), histamin, logam berat (Hg dan Cd), dan mikrobiologi. Nilai pH sampel tuna segar pada saat kedatangan di laboratorium bervariasi antara 5,85-6,01. Sedangkan nilai-K dan isi histamin adalah 2,01-13,74% dan 1,28-1,61 mg/100g masing. menghitung mikroba bakteri penghasil histamin adalah Total dan 102-2,5 x 104 cfu / g dan 101-1,99 x 102 cfu / g masing-masing. Mercury dan konten cadmium adalah 0,076-0,501 ppb dan 0,052-0,398 ppb masing.


Kata kunci: Kualitas, Pos Penangkapan, Tuna

PDF (download free full text)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar