Jurnal Ilmu Kelautan, FMIPA, Universitas Sriwijaya, ISSN: 2087-0558

Minggu, 16 September 2012

Besaran Kerugian Nelayan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan : Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu


Besaran Kerugian Nelayan dalam Pemasaran Hasil Tangkapan : Kasus Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu

Ernani Lubis, Anwar Bey Pane, Retno Muninggar, dan Asep Hamzah

Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan FPIK IPB

Received 02 April 2012; received in revised form 20 April 2012;
accepted 05 Mei 2012



ABSTRACT

The Fisherman livelihoods at sea are filled with uncertainty and the catch marketing system is not optimum so that fisherman has difficulty in the capital. In this condition, the fisherman to seek capital through the process quickly and with no collateral even if in the end did’n realize that fisherman has actually entangled and lost money. The financiers in general is often called middlemen/pengijon that certain conditions have created a monopoly system because they operate from the provision of capital, the factors of production to determine the marketing of fish. The research objective was to determine how far the dependence of fishermen in obtaining capital and how much is the actual loss occurred. This study uses the case of the dependence of fisherman on middlemen in PPN  Palabuhanratu by quantitative descriptive analysis. The research has gotten the results that the majority (90%) of fisherman PPN Palabuhanratu use middlemen to obtain fishing capital. This is because the lending process easier, without collateral, but most of the catch must be sold to the middleman without passing auction. Based on formulated results, the fishermen lose between  2000.00 to 5000.00 IDR/kg if their catch is sold to middlemen. Losses are also caused by the price of diesel at the middleman or the retailer is different IDR 1000.00/liter compared with it price in the pump. This loss is especially for fishing line and gillnet fisherman. The role of fishing ports would need to be optimized in efforts  the fishing supplies provision and the implementation of the fish auction system as a whole in order to the small fisherman has the bargaining power in auction system and get the cash money from the catch sale.
Key words: loss, the fisherman, fishing ports, PPN Palabuhanratu
ABSTRAK
   Mata pencaharian nelayan di laut yang sarat dengan ketidakpastian dan sistem pemasaran hasil tangkapannya yang tidak optimal membuat nelayan kesulitan dalam permodalan melaut. Pada kondisi ini nelayan mencari modal melalui proses yang cepat dan tanpa agunan walaupun pada akhirnya tidak disadari bahwa nelayan sebenarnya telah terjerat dan merugi. Pemberi modal tersebut pada umumnya sering disebut tengkulak/pengijon yang pada kondisi tertentu telah menciptakan sistem monopoli karena mereka juga menyediakan modal, faktor-faktor produksi sampai menentukan pemasaran ikan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui seberapa jauh ketergantungan nelayan dalam memperoleh permodalan melaut dan berapa besarkah kerugian yang sebenarnya terjadi. Penelitian ini menggunakan metode kasus ketergantungan nelayan pada tengkulak di PPN Palabuhanratu melalui analisis deskkriptif kuantitaif.  Penelitian ini telah mendapatkan hasil bahwa sebagian besar (90 %) nelayan PPN Palabuhanratu memanfaatkan tengkulak khususnya untuk memperoleh permodalan melaut. Hal ini dikarenakan proses peminjamannya lebih mudah, tanpa agunan namun sebagian besar hasil tangkapan harus dijual pada tengkulak tanpa melalui pelelangan. Berdasarkan hasil perhitungan, nelayan merugi antara Rp 2000,00 sampai Rp 5000,00/kg apabila hasil tangkapannya dijual kepada tengkulak. Selain itu kerugian juga karena pembelian solar di tengkulak atau pengecer berbeda Rp 1000,00/liter dengan harga SPBU khususnya nelayan pancing dan gillnet.  Peran pelabuhan perikanan kiranya perlu dioptimalkan dalam mengupayakan penyediaan perbekalan melaut dan terlaksananya sistem pelelangan ikan secara menyeluruh agar nelayan kecil memiliki posisi tawar dalam tata niaga perikanan dan mendapatkan hasil penjualan secara cash.
Kata kunci : kerugian, nelayan, pelabuhan perikanan, PPN Palabuhanratu
free full text 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar